Rabu, 22 September 2010

Mengajarkan Entrepreneurship pada Remaja


Setiap pameran lapangan kerja di negeri ini selalu dibanjiri para pencari kerja. Fenomena ini memang hal yang biasa. Menurut data BPS, pengangguran di Indonesia sudah sangat tinggi, mencapai hampir 10 juta jiwa, bahkan bisa mencapai lebih dari dua kali lipatnya jika dihitung dengan menggunakan teknik pengukuran dan obyek penelitian yang berbeda.

Manajer Jobstreet Indonesia, Chris Antonius mengungkapkan, krisis ini harus ditindaklanjuti dengan cepat, misalnya dengan mengundang lebih banyak investor ke Indonesia.  Sayangnya hal ini masih sulit untuk dilakukan mengingat krisis global yang belum sepenuhnya usai.


Alternatif lain untuk mengatasi permasalahan adalah dengan mengajarkan ketrampilan entrepreneurship kepada para siswa sedini mungkin. Dengan begitu sekolah tidak hanya mencetak lulusan yang siap bekerja, tapi juga pribadi Mandiri yang mampu membuka peluang kerjanya sendiri, bahkan juga menyediakan lapangan kerja untuk orang lain.

Menurut NFTE, organisasi yang berfokus pada pergembangan entrepreneurship di sekolah-sekolah di Florida, Amerika Serikat, pengenalan entrepreneurship pada siswa akan mendorong mereka untuk tetap bersekolah karena setelah lulus mereka tidak akan sekadar menunggu sampai ada tawaran pekerjaan untuk diambil karena di sini mereka mempelajari banyak hal yang bisa mereka lakukan setelah lulus.

Salah satu sekolah yang sudah menggalakkan semangat entrepreneurship adalah Sekolah Citra Kasih di Jakarta Barat. Siswa-siswa di sekolah ini diberi kesempatan untuk mempresentasikan rencana bisnis mereka dan yang sesuai dengan ketentuan akan diberi modal.

Siswa membentuk aneka macam bisnis, seperti berjualan makanan, mainan, menyediakan jasa cuci mobil, dan lain sebagainya. Bisnis ini dilaksanakan di sekitar sekolah, dengan target pembeli teman-teman mereka sendiri.

Scott D. Gerber, pendiri dan CEO Gerber Entertainment, sebuah perusahaan konsultan pemasaran, dalam tulisannya yang dipublikasikan situs Entrepreneur.com menyebutkan enam hal yang bisa dilakukan untuk menggiatkan pengenalan entrepreneurship di sekolah.

Pertama, berikan insentif, bonus, hadiah, penghargaan khusus bagi siswa yang telah menunjukkan usaha terbaik. Hadiah bukan tujuan utama, tetapi harus menjadi pemancing ketertarikan yang lebih mendalam pada dunia entrepreneurship.

Kedua, selain hasil akhir, hal lain yang harus diperhatikan adalah kinerja siswa satu per satu. Pemberian penghargaan bagi mereka yang menunjukkan etos kerja atau kerjasama yang baik akan memperkuat usaha setiap siswa untuk bersaing menjadi yang terbaik.

Ketiga, Beri siswa waktu dan kebebasan untuk menyatakan pendapat serta memberikan ide yang membangun. Hal ini akan membawa paling tidak dua manfaat: meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam berinovasi dan memberikan kontribusi pada pelajaran.
Keempat, beri penilaian dan penghargaan setimpal dengan apa yang siswa kerjakan. Dengan begini, siswa paham bahwa satu-satunya cara untuk menjadi yang terbaik adalah dengan bekerja keras.

Kelima, pastikan siswa selalu mengamati usaha yang mereka buat dan memahami bahwa mereka harus terus bekerja maksimal, tidak hanya di tiap akhir proyek saja. Dengan berjalannya waktu, mereka akan bisa terus meningkatkan usaha yang mereka geluti dan bahkan mungkin menemukan ide-ide untuk meningkatkan usaha mereka.

Terakhir, selalu kembangkan bakat dan semangat entrepreneurship yang ditemukan untuk kemudian disebarkan ke seluruh siswa. Agar proses penyebaran ini berjalan dengan baik dan siswa terbaik akan selalu mampu mempengaruhi teman-temannya, pastikan bahwa semua tim kuat dan selalu ingin berkembang.

0 komentar:

Posting Komentar